Teringat pada salah satu proyek riset seks yang dilakukan oleh Kinsey Institute di Amerika tahun 1989. Riset ini dinamakan Sex Information Test, suatu studi untuk mengungkapkan apakah orang-orang dewasa disana lulus pengetahuannya seputar masalah seksualitas yang penting dan berguna untuk mereka ketahui sehari-hari.

Dan apa yang terjadi? Ternyata masyarakat yang dianggap paling maju dan bebas informasi tentang seks, malahan kebanyakan gagal dalam tes demikian. Dan ini menghebohkan, karena hampir tidak bisa dipercaya!

Para ahli dan pendidikan seks sadar akan implikasinya. Tidak heran begitu banyak kasus kehamilan di luar nikah misalnya, hanya karena tidak menyadari bahwa kehamilan bisa terjadi walau dilakukan dalam kondisi x, y, z, dan seterusnya, termasuk tatkala wanita sedang menstruasi!

Atau tidak bisa menikmati seks yang benar hanya karena banyak mitos dan gagasan keliru yang menyudutkannya.

Atau ketakutan yang salah atas ancaman homoseksualitas, atau cara penularan virus HIV, atau malah menggunakan alat bantu seksual yang berbahaya.

Ini semua menyedihkan, dan sekaligus berbahaya, hanya karena kurangnya tuntutan seksualitas yang merupakan bagian dari kemanusiaan kita sendiri.

Kalau Amerika yang dijuluki kampiun informasi, termasuk informasi seks, tetapi masyarakatnya masih banyak yang tidak lulus menempuh Sex Information Test, maka bagaimana dengan gugus masyarakat lain yang hidup di tengah-tengah informasi seks yang hampir tiada?

Dalam kupasan tentang seks, tidak terhindarkan penggunaan kata-kata atau kalimat yang bisa dianggap ‘kotor’ oleh sekalangan puritan (orang suci). Namun, bukankah George Bernard Shaw telah memperingatkan bahwa ‘Kita tidak diajari untuk berpikir terhormat tentang seks. Akibatnya, kita tidak mempunyai bahasa untuk seks kecuali yang tidak terhormat.’

Dalam posisi nisbi demikian ini, maka isu dari penerangan seks bukanlah berapa kadar ‘kotor’ atau ‘bersih’ penyajiannya, melainkan berapa rasionalnya kupasan seks yang disajikan.

Dengan rasionalitas yang mencakup tiga bidang tanggung jawab :

> Penerangan seks haruslah menerangi, dan bukan merangsang
> Memberi pengertian tentang konsekuensi dari setiap perilaku seksual
> Membantu pengambilan keputusan yang matang dalam masalah seksual yang muncul

0 komentar



Recommended Money Makers

  • Chitika eMiniMalls
  • WidgetBucks
  • Text Link Ads
  • AuctionAds
  • Amazon Associates